Mojokerto.redaksi.relasipublik.com -Ribuan warga dari berbagai daerah mengikuti acara Ruwatan di Sumber Petirtaan Jolotundo di Dusun Biting, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Hari Rabu (03/08/2022)
Ruwat sumber petirtaan Jolotundo itu digelar setiap tahun di bulan Suro menyedot animo masyarakat dari berbagai daerah.
Ruwat Sumber Petirtaan Jolotundo diawali dengan ritual pengambilan air di 24 titik sumber mata air yang ada di sekeliling Gunung Penanggungan. Kemudian, dikumpulkan menjadi satu di Petirtaan Jolotundo.
Air dari 24 sumber tersebut diyakini bisa memberikan berkah juga sebagai bentuk penjagaan tradisi turun temurun dan menjaga kelestarian sumber mata air yang merupakan kebutuhan mutlak bagi umat manusia.
Setelah prosesi pengambilan air selesai, masyarakat berbondong-bondong membawa tumpeng hasil bumi, jajan pasar serta sayur menuju ke komplek Petirtaan Jolotundo.
Tumpeng tersebut diarak mulai dari gapura masuk ke Petirtaan Jolotundo hingga ke area sumber air.
Sarwi , panggilan akrabnya Mbak Sarwi Selaku DPC (LP 2B ) dan di dampingi DPD (LP 2B), Lahan pertanian pangan )dan selalu dihadiri Bupati ,
“Tiap tahun saya selalu datang ke ruwat sumber petirtaan di Jolotundo ini,” ungkapnya,
Dirinya menyakini, air petirtaan Jolotundo ini mampu membuat seseorang awet muda dan memberikan keberkahan tersendiri bagi setiap orang yang mandi maupun meminum.
Sementara itu,Mukadi , Selaku Ketua Pelaksana Ruwat Sumber Petirtaan Jolotundo , menjelaskan tujuan dalam acara ini tidak lain adalah bentuk rasa syukur masyarakat Dusun Biting dan ruwat air Jolotundo yang airnya di gunakan setiap hari oleh masyarakat.
Konon, masyarakat meyakini gunung dengan nama lain Pawitra adalah gunung yang harus tetap dijaga kesakralannya. Salah satunya dengan melestarikan sumber mata airnya. “Hal ini diharapkan dapat menjaga keutuhan dan keseimbangan alam dan budaya. Sebab, air merupakan kebutuhan mutlak bagi umat manusia,” tuturnya.
Sementara itu, sebelum air dibagikan juga direbutkan oleh ribuan warga, terdapat sebuah tarian seribu topeng juga doa lintas agama serta menyayikan lagu Indonesia raya sebagai penutup acara. (Ach.Eff/Edot)
Discussion about this post